Akibat Tidak Menulis

Katakanlah ini suatu kejadian, di suatu tempat, di suatu masa, antara seorang anak perempuan dan ibunya. Sang ibu menyuruh si anak belanja, membeli beberapa barang yang beliau sebutkan secara lisan. Si anak berusaha mengingat-ingat tanpa mencatatnya di kertas maupun note hape. Jeda waktu antara pemberian perintah, jatah uang dan keberangkatan anak ke pusat perbelanjaan memakan waktu beberapa jam. Nah, dalam beberapa jam itu, tentunya banyak terjadi, bukan? Antara ketiduran, ngepel, ngaji, endebre endebre.

Singkat cerita, akhirnya si anak berangkat memacu motor ke tempat belanja yang dimaksud. Sampai di sana…….. *angin berhembus* si anak terhenyak. Seperti takjub melihat begitu banyak barang yang dijual di tempat perbelanjaan tersebut. Haha.. berasa katrok banget ga pernah masuk toko, ya? Akhirnya, cuci mata. Setiap rak yang dilewati, diamati. Mereknya, bentuknya, warna, tulisannya, dan tentu harganya. Hingga menyita waktu, dan alhamdulillah, si anak kembali tersadar tujuan utamanya datang ke sana.

“Oiya, aku harus beli garam merk Dolp**n, sutil untuk masak dan buah anggur!” setelah mencari di salah satu lorong, barang-barang yang ia cari belum ketemu. Sebelum semakin kalap lihat barang lainnya, ia memutuskan untuk bertanya pada mbak SPG. Ketemulah garam. Ia berjalan lagi, dan ketemulah dengan sutil masak. Milih sana, milih sini, ia ketemu cobek kayu.

“Ah, ini sepertinya perlu.”

Masuk deh si cobek ke keranjang.

“Oiya, tisu basah di rumah habis! Sepertinya aku perlu.”

Pergilah ia ke lorong tisu basah, popok, pembalut dan kawan-kawan. Entah berapa menit berlalu sejak itu, hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke kasir dan mengakhiri petualangan belanjanya pagi itu.

**

Sesampainya di rumah….

“Bu, aku sudah beli garam, sutil, tapi anggurnya ngga ada.”

Tanya si Ibu, “Tepung untuk pisang gorengnya?”

“Lho…” dan si anak pun bengong. Ia lupa membeli sebungkus tepung pisang goreng dan malah membeli hal-hal lain di luar daftar belanja, dengan segala dalih bahwa barang itu dibutuhkan. Akhirnya, mau tidak mau, karena sore itu ibunya akan membuatkan pisang goreng bagi seluruh anggota keluarga, si anak pergi belanja lagi. Kali ini ke tempat yang lain, yang lebih besar, lebih lengkap. Si ibu kembali titip beberapa barang, seperti jam dinding, biskuit, dan tentunya buah anggur.

Nasib belanja di tempat yang lebih cemerlang, terang, bervariasi barang-barangnya….. hampir setengah jam habis untuk lihat-lihat. Puter sana sini, terpana dan mikir untuk beli tapi bertarung dulu dengan diri sendiri bahwa itu belum dibutuhkan.

Hikmah dari cerita di atas… kaum hawa, cobalah untuk selalu bawa catatan kecil ketika belanja dan patuhi catatan tersebut ya…^^

#reminderToMyself

14 thoughts on “Akibat Tidak Menulis

  1. Hahaha kalo aku cukup bawa masnya aja kalo belanja mba, pasti deh dianya bawel minta pulang atau main game, jadi gak mbeber belanja kemana2 hihihi

    Like

  2. Biasakan bawa catatan dan uang pas saat belanja agar tidak meluber kemana-mana. Tapi biasanya nyesek di dada jika ada barang bagus tapi tak bawa duit 😥

    Like

Leave a comment